KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala
Sekolah Ibu supriyani, M.Pd
2. Wali
Kelas Bapak Qomaruddin, S.Pd
3. Guru
Pembimbing Ibu Siti Halimah, S.Pd
4. Orang
Tua dan
5. Teman
teman saya Tegar Eka Kurniawan, Yohanes Valencio VHS, dan Renol Hermawan
yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah
saya pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Maka
dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga
semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan
hasil yang lebih baik.Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan
banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan
adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan yang
merusak lapisan ozon kita .
Balikpapan, 17 Januari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya
tulis dengan judul Pengaruh Pemanasan Global Pada Kehidupan di Dunia ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar bahaya yang mengancam akibat global warming ini. Banyak sekali
orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan global warming, entah mereka
tidak tahu, atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja. Karena itu penulis membuat
karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya pemanasan global yang boleh
dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya.
Menurut
penulis, pemanasan global sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan
memperparah jika tidak ada usaha untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita
sekarang malah memperparah keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi
gas kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang
mengandung aerosol, dsb.
Harapan
penulis, pemanasan global bisa dicegah se-maksimal mungkin dengan cara, salah
satunya mungkin kita semua bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan
lebih memilih memakai sepeda, karena selain berolahraga, menggunakan sepeda
juga tidak menyebabkan pemanasan global. Tetapi pada kenyataannya, hal seperti
itu sangat sulit untuk diwujudkan. Mengingat keegoisan kita sendiri yang
mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing, misalnya tidak mau
berkeringat saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan saat dijalan, malah ada
juga yang mungkin berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak jika naik sepeda.
Oleh karena itu mungkin kita harus berpikir dalam-dalam dan berusaha
se-maksimal mungkin untuk memperlambat pemanasan global, dengan cara yang tidak
terlalu rumit, tetapi berarti untuk bumi.
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah:
1. Apakah pemanasan global itu?
2. Apakah penyebab utama pemanasan global?
3. Apa saja dampak pemanasan global?
4. Bagaimana cara mengukur pemanasan global?
5. Bagaimana cara mengendalikan pemanasan global?
1. Apakah pemanasan global itu?
2. Apakah penyebab utama pemanasan global?
3. Apa saja dampak pemanasan global?
4. Bagaimana cara mengukur pemanasan global?
5. Bagaimana cara mengendalikan pemanasan global?
C. Tujuan
Tujuan
penulis agar kita dapat mengetahui bahaya dan pengaruh akibat terjadinya
pemanasan global, dan kita sebagai manusia yang masih membutuhkan bumi ini
dapat berpikir keras cara memperlambat pemanasan global dan mengatasi kerusakan
parah akibat pemanasan global.
D. Cara Pengumpulan Data
Penulis
memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini, penulis
melakukan kajian pustaka, membagikan kuisioner,study tour ke LAPAN dan
melakukan browsing internet.
E. Ruang Lingkup
Pada
karya tulis ini, penulis mengambil ruang lingkup pada kejadian pemanasan global
yang telah terjadi di dunia ini dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Global Warming, Efek Rumah Kaca Dan Perubahan Cuaca
1. Pengertian Global Warming atau Pemanasan
Global
Global Warming secara harfiah
diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di bumi
dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari
matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada
permukaan bumi secara Global.
2. Pengertian Green House Effect atau Efek
Rumah Kaca
Kondisi yang menyerupai akibat yang
ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya
energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir.
Pada kenyataannya, pemanasan Global merupakan peningkatan suhu bumi secara
bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam
lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi meradiasikan kembali energi yang
diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi,
terperangkap dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir
seperti uap air dan karbon dioksida.
3.
Pengertian Perubahan Cuaca
Peningkatan konsentrasi gas pada
lapisan atmosfir telah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19
yang lalu sampai dengan abad 20, F. Dan°temperatur permukaan bumi telah
mengalami peningkatan 0.5 – 1.0 perkiraan peningkatan suhu permukaan
bumi rata-rata menurut para ahli akan C dalam 50 tahun mendatang tergantung
pada°F atau 0.6-2.5°mencapai 1-4.5 wilayah di bumi.Pembuktiannya
terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju
pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra Arktik.
Secara
Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad
lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan
frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.
B. Faktor
Penyebab Pemanasan Global
Faktor
penyebab Global Warming dapat kita jumpai sangat dekat dengan keseharian kita.
Mulai dari hal-hal kecil; misalnya AC (air conditioner) dan Lemari Pendingin
Makanan atau Freezer. Freon, salah satu bahan yang terdapat di kedua benda
tersebut, secara tidak sadar menjadi bahan yang merusak bagi lapisan ozon.
Namun sebenarnya yang paling merusak dari kesemua bahan-bahan emisi adalah
Karbon. Dalam bahasa inggrisnya carbon emision adalah sebuah bahan yang sangat
merusak lapisan ozon layer atau lapisan ozon karena carbon inilah yang paling
reaktif mengikat oksigen yang ada di ozon untuk berreaksi.
Dari
manakah carbon ini ?
Karbon
dapat berasal dari mana saja. Karbon monoksida merupakan faktor terbesar yang
berpengaruh terhadap hal ini. Karbon monoksida atau secara kimia di sebutkan
sebagai CO adalah gas yang dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
Gas inilah yang menjadi masalah bagi ozon. Karena ozon merupakan lapisan O3 dan
CO bereaksi menjadi gas Carbon Dioxida atau
CO + O3 -> CO2 + O2 secara kimiawi
Dengan bereaksinya CO ini dengan ozon mengakibatkan lapisan tersebut menipis-menipis dan akhirnya bolong. Selain itu masih banyak gas-gas lainnya yang merusak ozon bumi kita.
Dengan bereaksinya CO ini dengan ozon mengakibatkan lapisan tersebut menipis-menipis dan akhirnya bolong. Selain itu masih banyak gas-gas lainnya yang merusak ozon bumi kita.
Sumber
terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil,
ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan,
pembakaran hutan, mencairnya es).
Peningkatan konsentrasi metana (CH4),
dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi
1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang
berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama
peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi
nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang
emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi
ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan
global.
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat,
karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan,
tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping
ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan
perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida,
karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global.
Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi
dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang
bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar
Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada
pemanasan global.
C. Proses
Terjadinya Global Warming
· Gas
rumah kaca memerangkap panas
· gas rumah kaca menyerap panas yang diradiasikan melalui atmosfer
· gas meradiasikan kembali panas ke segala arah sebagian besar tetap di atas
· gas rumah kaca menyerap panas yang diradiasikan melalui atmosfer
· gas meradiasikan kembali panas ke segala arah sebagian besar tetap di atas
· lebih banyak gas artinya lebih banyak panas yang terperangkap di atmosfer
· terjadilah
gelobal warming
D. Gas Gas Yang
Dapat Merusak Ozon
· Karbondioksida
(CO2) yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil
· Metana
(CH4) berasal dari areal persawahan, pelapukan kayu,dan timbunan sampah
· Nitrous
Oksida (N2O) yang berasal dari kegiatan pertanian atau pemupukan
· Hidroflourokarbon (HFCs) berasal dari sistem pendingin, aerosol, foam, dan pelarut
· Hidroflourokarbon (HFCs) berasal dari sistem pendingin, aerosol, foam, dan pelarut
· Perflourokarbon
(PFCs) berasal dari proses industri.
· Sulfurheksafluorida (SF6) berasal dari proses industri.
· Sulfurheksafluorida (SF6) berasal dari proses industri.
E. Beberapa
Penelitian Yang Telah Dilakukan Oleh Para Ahli Tentang Global Warming
1. Pada
tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global selama 3 bulan
pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan lebih tinggi dari
temperatur yang pernah dicapai buni dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini
dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang
khusus meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.
2. Pada
tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker,
sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa
dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan
bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusia harus segera menindaki
perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.
3. Pada
tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan keilmuan
internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu ilmuwan yang
mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet mengeluarkan
pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan gas-gas
efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan serangkaian penelitian
mengenai pemanasan Global.
4.
Pada tanggal 17/01/2002,
didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA di
Langley Research Centre, yang membantah pernyataan Richard Lindzen, seorang
skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan
menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi pemanasan Global yang
mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan
memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan Global.
5. Pada
tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Organisasi
Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur Global mengalami peningkatan
tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lalu.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan
global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer , laut , dan daratan Bumi . Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian
besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca .
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8 .
Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan
2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang,
serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar
penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air
laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas
panas dari lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi .
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser ,
dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa
hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik
di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap
konsekwensi-konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto ,
yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
B. Penyebab Utama Pemanasan
Global
1. Efek
rumah kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak .
Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air , karbondioksida ,
dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca .
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya,
efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur
rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59
°F) dengan efek rumah kaca (tanpanya
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan
tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer,
pemanasan global menjadi akibatnya.
2. Efek umpan
balik
Efek-efek
dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air . Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas
rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya
air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
3.
Radiasi Matahari
`Terdapat
hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan
saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah
diamati sejak tahun 1960, yang
tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan
saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan
tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena
radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek
pendinginan sejak tahun 1950.
Ada
beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin
telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University
mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar
25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model
iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek
gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah
dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan
meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian
besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan
leh gas-gas rumah kaca.
C. Dampak Pemanasan Global
Para
ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca , tinggi permukaan air laut, pantai , pertanian ,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia .
1. Cuaca
Para
ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah
lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah
hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakangas rumah kaca ,
sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.Badai akan
menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan
bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih
besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat
dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrim.
2.
Tinggi muka laut
Perubahan
tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil
secara geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland ,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia
telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad
ke-21.
Perubahan
tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda ,
17,5 persen daerahBangladesh ,
dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya,
sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari
daerah pantai.
Bahkan
sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat .
Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah
yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades .
3.Pertanian
Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada , sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak,
lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin
tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim
dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak
bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Hewan dan tumbuhan
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies
yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau
lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu
secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5. Kesehatan manusia
Di dunia
yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena
penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan
di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan
hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat
berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45
persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh
nyamuk pembawa parasit malaria ;
persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue , demam
kuning , dan encephalitis .
Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan
penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari .
D. Pengendalian Pemanasan Global
Konsumsi
total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen
per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak
ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat
ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan
yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi
dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya,
pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih
tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah
yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara
perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang
lebih dingin.
Ada dua
pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah
kaca.
1.
Menghilangkan karbon
Cara
yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih
banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap
karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan
menyimpan karbon dalam kayunya . Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah
mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh
kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk
kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah
tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang
berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas
karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced
Oil Recovery ). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi
gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau
aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan
pengeboran lepas pantai Norwegia ,
di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke
aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah
satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pada
abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena
gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan
karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan
keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida
sama sekali.
2.
Persetujuan internasional
Kerjasama
internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di
tahun 1992, pada Earth
Summit di Rio de Janeiro , Brazil , 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas
rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian
yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang , 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat
yang dikenal dengan Protokol Kyoto .
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa , yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang , tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa , yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang , tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
E. Mengukur Pemanasan Global
Pada
awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan
mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global.Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika
para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai . Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi
peningkatan konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari
atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan
bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di
atmosfer.
Para
ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global
semakin menghangat, tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang
tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang
satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh
data-data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada
akhir 1980-an agak memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi
data statistik ini hanya sedikit dan tidak dapat dipercaya. Stasiun
cuaca pada
awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran temperatur
akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan
juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957,
data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari
perkotaan), serta dari satelit .
Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen
permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini
menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar
terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun
terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga
tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling
panas.
Dalam
laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius
(1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut
terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke
atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan resiko populasi yang sangat besar.
Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan resiko populasi yang sangat besar.
BAB IV
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Pemanasan Global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya. Penanggulangan hal ini adalah kesadaran kta terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global hanyalah sejarah kela yang pernah menipa bumi ini.
B. Saran
Kehidupan berawal dari
kehidupan di bumi ini jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk
menjaga dan melestarikan bumi harus beberapa dekade kah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memoho agar kita menjaga
serta melestarikannya. Marilah kita bergotong royong untuk menyelamatkan bumi
yang telah emberi kita kehidupan yang sempurna ini. STOP GLOBAL WARMING!.
Merubah gaya hidup anda
dapat dimulai dari rumah tangga. Nathan Brown, pemerhati lingkungan, menyataka
bahwa salah satu cara eradaptasi dengan pemansan global di rumh adalah
mengurangi pengeluaran energi. Mematikan alat elektronik yang tidak terpakai
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan. Mulailah dari hal sederhana
seperti mencabut charger Handphone setelah selesai dipakai, mematikan layar
komputer saat tidak dipakai, matikan lampu yang tidak dipakai,san menyalakan AC
hanya jika dibutuhkan.
Cara Lain yang dapat
dilakukan adalah menggunakan bola lampu yang lebih efisien. Jika setiap rumah
tangga mengganti salah satu bolah lampu menngunakan bahan yang lebih cinta
lingkungan maka dapat mencegah 90 milliar pn CO2 Masuk ke atmosfer. Hal ini
sama seperti mengurangi 6,3 juta mobil di jalanan.
Daftar Pustaka
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
Aniyati Dewi, P Sopiah, E.Nurhasanah,
Dra.E.Hadijah, Uningsih,S.Pd. 2008 Pendidikan
Lingkungan Hidup SMP/MTs Kelas VII. Bandung : Arya Duta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
LAMPIRAN
Beruang
Kutub yang kehilangan tempat tinggal akibat Global warming
Kutub
mulai mencair akibat Global Warming
Mencair
nya es yang ada di kutub akibat Global Warming
Salah
satu akibat dari Global Warming
Asap
pabrik yang menyebabkan Global Warming
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..…………………………………………………………………………....i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………......ii
KATA PENGANTAR.…………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…....iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………………………………....1
B.
Masalah………………………………………………………………………………..1
C.
Tujuan………………………………………………………………………..………...2
D.
Cara
Pengumpulan Data…………………………………………………………..….2
E.
Ruang
Lingkup………………………………………………………………………...2
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
global Warning, Efek Rumah kaca dan Perubahan Cuaca ……………...3
1.
Pengertian
Global Warning atau Pemanasan Global….……………………….....3
2. Pengertian green House effect atau efek
Rumah Kaca…………………………....3
3. Pengertian Perubahan Cuaca…………… ……………………………………….3
B. Faktor
penyebab Pemanasan Global…..……………………………………………..4
1.
Darimanakah Carbon Itu?....……………………………………………………....4
C. Proses Terjadinya Global Warning..………………………………………………........5
D. Gas-gas yang dapat merusak Ozon…...…………………………………………….....6
E. Beberapa Penelitian yang Telah Dilakukan oleh
para Ahli Tentang
Global warning…...…………………………………………………………………...
.6
BAB III PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pemanasan Global
B.
Penyebab
Utama Pemanasan Global…………………………………………………9
1.
Efek
Rumah Kaca………………………………………………………………….9
2.
Efek
Umpan Balik ………………………………………………………………..10
3.
Radiasi
Matahari ………………………………………………………………....10
C.
Dampak
Pemanasan Global………………………………………………………….11
1.
Cuaca
…………………………………………………………………………….11
2.
Tinggi
Muka Laut ………………………………………………………………..12
3.
Pertanian
………………………………………………………………………...12
4.
Hewan
dan Tumbuhan ………………………………………………………….13
5.
Kesehatan
Manusia ……………………………………………………………...13
D.
Pengendalaian
Pemanasan Global…………………………………………………...13
1.
Menghilangkan Karbon…………………………………………………………...14
2. Persetujuaninternasional………………………………………………………….15
E.
Mengukur Pemanasan global………………………………………………………..16
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………...18
B.
Saran…………………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA...………………………………………………………………………….19
LAMPIRAN .………………………………………………………………………………….20
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: GLOBAL
WARMING
Nama
: Mahfud Dwi
Prasetyo
Tempat/tanggal lahir : Balikpapan/24 agustus 1998
NIS :
9985239927
Kelas :
IX F
Sekolah :
SMP Negri 3 Balikpapan
Alamat :
JL. Soekarno – Hatta, Telp. 0542-424536
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Disahkan
oleh Balikpapan,
17 Januari2013
Guru
Mata Pelajaran Penulis
Siti Halimah S.Pd Mahfud Dwi Prasetyo
NIP : 196601212007012015 NISN : 9985239927
TUGAS BAHASA INDONESIA
GLOBAL WARMING
(Tugas ini disusun sebagai syarat kelulusan)
(Tugas ini disusun sebagai syarat kelulusan)
DISUSUN OLEH :
MAHFUD DWI PRASETYO
IX F
9985239927
SMP NEGERI 3 BALIKPAPAN
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
TUGAS BAHASA INDONESIA
GLOBAL WARMING
(Tugas ini disusun sebagai syarat kelulusan)
(Tugas ini disusun sebagai syarat kelulusan)
DISUSUN OLEH :
MAHFUD DWI PRASETYO
IX F
9985239927
SMP NEGERI 3 BALIKPAPAN
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar