Selasa, 25 Juni 2013

7 BUAYA YANG HIDUP PADA ZAMAN DINOSAURUS




Buaya, mungkin agak jarang kita lihat kecuali saat kita mengunjungi kebun binatang atau kebetulan kamu tinggal di daerah yang memiliki habitat buaya, salah satu predator terganas di muka bumi ini adalah salah satu seleksi alam paling kejam, dimana saudara-saudara sereptilnya musnah dan punah disaat asteroid raksasa menghantam bumi 65 juta tahun yang lalu mahluk ini secara luar biasa mampu bertahan hingga sekarang.

bagaimana mereka bisa bertahan? ternyata hampir semua mahluk jaman purba yang masih hidup sekarang bisa selamat karena bisa bertahan di dalam air sebagai salah tempat paling aman dari bencana alam. Untuk mengenal pebih jauh tentang buaya admin ajak kamu untuk mengenal jenis-jenis buaya yang hidup di jaman dinosaurus dulu, disimak ya.. :)

1. BoarCroc (Kaprosuchus saharicus)


Kaprosuchus adalah sebuah genus yang telah punah dari mahajangasuchid crocodyliform.Hal ini diketahui dari tengkorak yang ditemukan di Upper Cretaceous Echkar Formation di Niger.

Namanya yang berarti "BoarCroc" dari bahasa Yunani kapros ("babi hutan") dan souchos ("buaya") mengacu pada gigi yang luar biasa besar yg berbentuk taring yang mirip dengan babi hutan.Buaya ini telah dijuluki "BoarCroc" oleh Paul Sereno dan Hans Larsson yang genusnya pertama kali dijelaskan di dalam monografi yang diterbitkan dalam ZooKeys pada tahun 2009 bersama dengan crocodyliformes Sahara lainnya seperti Anatosuchus dan Laganosuchus.

Kaprosuchus diperkirakan memiliki panjang sekitar 6 meter.Buaya ini memiliki tiga set gigi yang seperti gading yg berbentuk taring yang ada di bagian atas dan di bawah tengkorak, jenis gigi ini tidak terlihat dalam crocodyliform lain yang sudah dikenal.Karakteristik lain yang unik dari Kaprosuchus adalah kehadiran besar, tanduk berkerut terbentuk dari tulang squamosal dan parietal yang keluar dari tengkoraknya.


2. RatCroc (Araripesuchus rattoides)



Fossil-nya ditemukan di Maroko.Panjangnya tiga kaki.Mempunyai sepasang gigi di rahang bawahnya untuk menggali untuk mencari makanan.


3. PancakeCroc (Laganosuchus thaumastos)


Pada panjang 20 kaki, PancakeCroc sama besarnya seperti buaya terbesar yang hidup sekarang ini.Tapi rahang tiga kakinya benar-benar tipis, rapuh, dan kurang bertenaga.Karena rahangnya tidak cukup kuat untuk berkelahi dengan mangsanya, Paul Sereno percaya dia makan di bawah air, hanya dengan membuka mulutnya dan berharap sesuatu akan berenang di dalamnya. Tubuhnya sudah pasti dilengkapi dengan baik untuk mengintai tanpa bergerak di satu tempat selama berjam-jam, bahkan mungkin berhari-hari.


4. DuckCroc (Anatosuchus minor)


Diciptakan untuk bergerak di darat, DuckCroc mungkin sangat cekatan, serta cepat larinya. Scan otak menunjukkan otak DuckCroc dikelilingi oleh kantong udara - tanda-tanda bahwa itu adalah organ turbocharged yang membutuhkan pendinginan.

DogCroc juga berbagi karakteristik serupa. Anda mungkin menyebut mereka korvet buaya. Tapi DuckCroc memiliki otak yang lebih besar yang terhubung ke hidung yang sangat khusus - mungkin sesuatu seperti Platypus berparuh bebek.


5. DogCroc (Araripesuchus wegeneri)


Makhluk aneh, dan kurus, yang tampak seperti anjing berlapis baja, mengendus tanah saat mereka pergi, dan juga mengendus udara dengan hidungnya yang berdaging. DogCroc adalah seniman melarikan diri yang lihai - siap untuk berenang menjauh dari dinosaurus atau lari dari buaya lain. Seperti DuckCroc, DogCroc memiliki otak besar - bagian berpikir, dan merasakan dari otak.


6. SuperCroc (Sarcosuchus imperator)



Para ilmuwan telah menggali sisa-sisa satu buaya kuno yang sepanjang bus kota dan berat seperti ikan paus kecil. Makhluk raksasa, yang hidup 110 juta tahun yang lalu, di masa Cretaceous Tengah, tumbuh sepanjang 40 kaki (12 meter) dan beratnya sebanyak delapan ton metrik (17.500 Pon).

Rahangnya sendiri hampir sepanjang enam kaki (1,8 meter) dan mempunyai lebih dari 100 gigi yang begitu kuat bahkan makhluk kolosal ini mungkin mengkonsumsi dinosaurus kecil serta ikan.


7. Deinosuchus rugosus


Deinosuchus adalah buaya dengan rahang besar serta menjadi makhluk terbesar yang menjelajahi daratan berair yang pernah ada di dunia. Mesin pembunuh raksasa purba ini bersembunyi di rawa yang lebat di Amerika Utara lebih dari 65 juta tahun yang lalu. Dengan rahang sepanjang tinggi badan manusia, ia dapat dengan mudah membunuh dinosaurus dengan bobot beberapa ton. Dengan mudah kita dapat membayangkan bagaimana makhluk buas ini menarik dinosaurus besar ke air untuk menenggelamkannya, lalu membunuhnya dengan gigitan yang mematikan.

Sejauh ini bagian dari makhluk ini telah ditemukan. Para ilmuwan memperkirakan ukuran dari makhluk ini berdasarkan tengkorak yang telah ditemukan di Texas.

Info
Panjang : 12 – 15 meter, termasuk 1.8 meter rahang
Bobot : 5 ton
Makanan : Hewan besar, termasuk dinosaurus
Deinosuchus hidup di akhir zaman Cretaceous, di rawa-rawa di sebagian besar tempat yang sekarang adalah Amerika Utara. Pemburu fosil telah menemukan sebagian kerangka dari buaya purba yang luar biasa ini di Montana dan Texas.

Fakta Lain
Deinosuchus adalah salah satu dari keturunan reptil buaya purba yang memiliki struktur tubuh yang sama dari sejak zaman Jurassic (sekitar 150 juta tahun yang lalu) hingga kini.

Seperti halnya dengan buaya moderen, Deinosuchus mungkin menelan bebatuan sebagai pemberat untuk menyeimbangkan daya apung tubuhnya dan membantunya untuk tetap didalam air saat mengincar mangsanya.
Deinosuchus juga dikenal sebagai nama samaran dari Probosuchus, atau ‘buaya menyeramkan’.

Berdasarkan pengkajian yang mendalam atas kerangkanya – dengan menghitung cincin pertumbuhan seperti cincin pada sebuah pohon – para ahli memperkirakan bahwa Deinosuchus membutuhkan waktu 35 tahun untuk tumbuh mencapai ukuran dewasanya.

Bedanya Dinosuchus sama Sarcosuchus (SuperCroc) itu kalo Deinosuchus hidup di rawa2, kalo SuperCroc hidup di sungai & laut dangkal, kalo dari ukuran gk beda jauh.


via http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10256499 

7 Jenis Buaya di Indonesia

Buaya adalah nama Indonesia untuk menyebutkan jenis reptil yang berasal dari famili atau suku Crocodylidae. Selain buaya, reptil ini juga dikenal dengan nama nama yang berbeda di daerah daerah di Indonesia. Orang Sunda atau Banjar menyebutnya buhaya, di Jawa Tengah & Timur reptil ini disebut baya atau bajul, di Betawi disebut bekikok, bekatak, buaya katak (buaya yang bertubuh kecil gemuk), senyulong, buaya jolong jolong (Melayu). Dalam bahasa Inggris buaya disebut crocodile. Buaya termasuk hewan purba yang hanya mengalami sedikit perubahan evolusi semenjak zaman dinosaurus. Boleh dikatakan, buaya yang ada saat ini dengan yang ada pada zaman dinosaurus dulu relatif tidak jauh berbeda atau berubah.

Berbagai macam jenis (spesies) buaya termasuk spesies buaya di Indonesia memiliki ciri ciri yang hampir sama. Pada umumnya habitat buaya adalah di perairan air tawar seperti danau, rawa dan sungai, tapi ada juga jenis buaya yang hidup di air payau seperti buaya muara. Buaya adalah pemangsa yang menyergap mangsanya. Buaya menunggu mangsanya mendekat lalu akan menerkamnya dengan tiba tiba. 

Makanan buaya meliputi ikan, unggas dan beberapa mamalia. Selain mampu bergerak dengan cepat dan tiba tiba, buaya juga mempunyai rahang yang memiliki kemampuan mencengkeram yang sangat kuat. Tekanan gigitan rahang buaya dipercaya sebagai yang terkuat. Tetapi ironisnya, otot otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya sangat lemah. Pada satu percobaan terbukti bahwa buaya tidak mampu membuka mulutnya yang sudah diplester dengan beberapa lilitan saja.

Dari semua spesies buaya di dunia, di Indonesia terdapat 7 spesies buaya, antara lain adalah:

1. Buaya muara (Crocodylus porosus).

Crocodylus porosus

Buaya muara adalah spesies buaya yang paling sering ditemukan di Indonesia. Buaya muara adalah spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan terganas di antara jenis jenis buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga memiliki habitat persebaran yang sangat luas, bahkan terluas dibandingkan spesies buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai dari Teluk Benggala (India, Sri Langka dan Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji. Indonesia adalah habitat favorit buaya muara selain Australia.

2. Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis).


Siamese Crocodile

Buaya jenis ini sudah termasuk dalam daftar Critically Endangered atau kritis. Buaya Siam diperkirakan berasal dari Siam. Buaya siam selain di Indonesia dapat dijumpai pula di Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos dan Kamboja. Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa dan Kalimantan.

3. Buaya Irian (Crocodylus novaeguineae).


Crocodylus Novaeguineae

Buaya Irian hanya terdapat di kepulauan Irian di Indonesia dan Papua Nugini. Bentuk tubuh buaya yang hidup di air tawar ini mirip dengan buaya muara tapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan berwarna lebih hitam.

4. Buaya Kalimantan (Crocodylus raninus).


C. Raninus

Buaya Kalimantan mempunyai ciri ciri yang mirip dengan buaya muara. Karena sebab inilah buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan ini statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.

5. Buaya Mindoro (Crocodylus mindorensis).


Mindoro

Buaya Mindoro berada dalam status Critically Endangered. Buaya ini awalnya termasuk anak jenis (subspesies) dari buaya Irian (Crocodylus novaeguineae) tapi sekarang buaya ini di anggap sebagai jenis tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi bagian timur dan Sulawesi bagian tenggara.

6. Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii).


Buaya senyulong tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Buaya senyulong memiliki perbedaan yang unik dibandingkan dengan jenis buaya lainnya yaitu moncongnya yang relatif sempit.

7. Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae).


Buaya Sahul

Buaya sahul sebenarnya masih dianggap satu jenis dengan buaya Irian, tapi oleh beberapa ahli taksonomi, buaya sahul yang hanya tersebar di Papua bagian selatan ini diusulkan untuk dijadikan spesies tersendiri.

Dari jenis jenis buaya yang ada di Indonesia,empat jenis buaya diantaranya, (Buaya Irian, Buaya Muara, Buaya Siam dan Buaya Sinyulong adalah satwa yang dilindungi oleh undang undang berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Oleh IUCN Redlist, Buaya siam dan buaya mindoro dikategorikan dalam buaya yang mulai langka dan dimasukkan dalam status konservasi Critically Endangered (Critis). Sedangkan Buaya senyulong dimasukkan dalam status konservasi Terancam Punah (Endangered). Dan spesies buaya lainnya seperti buaya muara dan buaya Irian didaftarkan dalam status konservasi berisiko rendah atau Least Concern.

Sumber : http://sman11mks.com

PRESTASI BADMINTON INDONESIA SAMPAI BULAM MEI 2013


Korea Open Super Series Premier
[3/4] [MS] Sony Dwi Kuncoro
Maybank Malaysia Open Super Series
[1] [MD] Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
[2] [MS] Sony Dwi Kuncoro
[3/4] [WD] Vita Marissa/Variella Aprilsasi Putri Lejarsar
[3/4] [XD] Praveen Jordan/Vita Marissa
Iran Fajr International Challenge
[1] [MS] Riyanto Subagja
[1] [MD] Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf
[2] [MS] Arif Ramadhan
[2] [WS] Febby Angguni
[2] [MD] Ronald Alexander/Selvanus Geh
[3/4] [WS] Yeni Asmarani
YONEX German Open Grand Prix Gold
[2] [MS] Tommy Sugiarto
Yonex All England Open Super Series Premier
[1] [XD] Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
[3/4] [MD] Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
[3/4] [XD] Muhammad Rijal/Debby Susanto
[3/4] [XD] Markis Kido/Pia Zebadiah
Swiss Open Grand Prix Gold
[3/4] [MD] Markis Kido/Alven Yulianto Chandra
[3/4] [XD] Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Ciputra Hanoi Vietnam International Challenge
[1] [WS] Hana Ramadhini
[3/4] [WS] Millicent Wiranto
Yonex Australian Grand Prix Gold
[1] [MD] Angga Pratama/Ryan Agung Saputra
[1] [WD] Vita Marissa/Variella Aprilsasi Putri Lejarsar
[1] [XD] Irfan Fadhilah/Weni Anggraini
[2] [MD] Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
[3/4] [MS] Alamsyah Yunus
Osaka International Challenge
[1] [XD] Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika
[3/4] [XD] Alfian Eko Prasetya/Sri Wulan Sari
SKYCITY New Zealand Grand Prix
[1] [MD] Angga Pratama/Ryan Agung Saputra
[1] [XD] Praveen Jordan/Vita Marissa
[2] [XD] Riky Widianto/Richi Puspita Dilli
[3/4] [MD] Bona Septano/Afiat Yuris Wirawan
[3/4] [MD] Yohanes Rendy Sugiarto/Berry Angriawan
[3/4] [WD] Vita Marissa/Variella Aprilsasi Putri Lejarsar
Victor Croatian International Series
[1] [MD] Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana
Badminton Asia Championships
[3/4] [WD] Imawan Gebby Ristiyani/Nuraidah Tiara Rosalia
[3/4] [XD] Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati
Yonex Dutch International Challenge
[3/4] [MD] Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana
[3/4] [WD] Keshya Nurvita Hanadia/Devi Tika Permatasari
Yonex Sunrise India Open Super Series
[1] [XD] Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
[3/4] [WS] Aprilla Yuswandari
[3/4] [MD] Angga Pratama/Ryan Agung Saputra
Portuguese International Series
[1] [XD] Jones Rafly Jansen/Keshya Nurvita Hanadia
[2] [WD] Keshya Nurvita Hanadia/Devi Tika Permatasari
[3/4] [MD] Jones Rafly Jansen/Indra Viki Okvana
Yonex Sunrise Malaysia Open Grand Prix Gold 2013
[1] [MS] Alamsyah Yunus
[1] [WD] Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta
[1] [XD] Praveen Jordan/Vita Marissa
[2] [WD] Vita Marissa/Variela Aprilsasi Putri Lejarsar
[3/4] [MD] Markis Kido/Alvent Yulianto Chandra
[3/4] [XD] Gideon Markus Fernaldi/Variela Aprilsasi Putri Lejarsar
hingga saat ini :
TOTAL [50 Medals]
Sektor [Gold] [Silver] [Bronze]
MS = [2] [3] [2]
WS = [1] [1] [3]
MD = [5] [2] [8]
WD = [2] [2] [4]
XD = [7] [1] [7]
Source : BADMINTON MANIA

5 ATLET BULUTANGKIS PUTRA TERBAIK DALAM SEJARAH BULUTANGKIS INDONESIA


Meskipun prestasi bulutangkis Indonesia sedang menurun tajam, namun beberapa nama pebulutangkis telah mengharumkan Merah-Putih. Bahkan diantaranya tergores dalam lembar sejarah di dunia. Berikut 5 pebulutangkis putra terbaik Indonesia sepanjang sejarah.


1. RUDY HARTONO KURNIAWAN


Sejarah menulisnya lebih singkat dengan Rudy Hartono. Hingga saat ini rekor 8 kali juara All England, 7 diantaranya direbut secara berturut turut belum bisa terpecahkan. Di luar All England, hampir semua gelar pernah diraihnya termasuk Thomas Cup dan World Cup yang terakhir dilakoninya pada 1980. Rudy juga pernah menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama. Rudy juga pernah satu kali membintangi film layar lebar berjudul “Matinya Seorang Bidadari” pada tahun 1971.



2. LIEM SWIE KING


Merupakan generasi emas kedua di tunggal putra. King dianggap penerus kejayaan yang ditinggal Rudy Hartono. Tiga kali gelar All England dan empat runner-up dirasakan pebulutangkis kelahiran Kudus, 28 Februari 1956 ini. Gaya smash yang dilakukannya sambil melompat menjadi cirikhasnya hingga melahirkan julukan King Smash. Semerti halnya Rudy Hartono, Liem Swie King pun pernah bermain film layer lebar berjudul “Sakura dalam Pelukan”. Bahkan jejak langkahnya difilmkan dengan judul “King”.



3. ALAN BUDIKUSUMA


Permainannya tidak segemilang Rudy Hartono maupun Liem Swie King. Namun prestasi yang telah mengharumkan nama Indonesia untuk pertamakalinya di ajang Olimpiade Barcelona 1992 membuat Alan masuk daftar pebulutangkis terbaik di negeri ini. Alan belum pernah merasakan juara All England  maupun Thomas Cup. Namun dengan emas Olimpiade, Alan dianugrahi Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama seperti Rudy Hartono.



4. HARYANTO ARBI


Pebulutangkis Indonesia yang juga memiliki gelar lengkap. Dua kali gelar All England bisa diraihnya pada 1993, 1994. Juara Thomas Cup pernah dirasakan sebanyak 4 kali (1994, 1996, 1998, 2000), Juara Dunia 1994, 1995 dan beberapa open turnamen lainnya. Yang lebih fenomenal, Haryanto Arbi merupakan penerus Liem Swie King dalam hal jumping smash. Bahkan Haryanto Arbi dijuluki “Smash 100 watt”  karena kecepatannya.



5. TAUFIK HIDAYAT


Setelah era Haryanto Arbi usai, tak ada pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang bisa unjuk gigi. Hingga akhirnya datang nama Taufik Hidayat. Pebulutangkis kelahiran 10 Agustus 1981 ini mampu mengembalikan prestasi bulutangkis Indonesia. Merebut emas Olimpiade Athena 2004, gelar juara dunia juga pernah dirasakannya pada tahun 2004. dan Enam kali juara Indonesia Open. Sayangnya hingga kini Taufik belum mampu merebut gelar All England.